Selasa, 15 Juni 2010

LANGKAH LANGKAH MUJAHID

Adzan jum'ah menggelegar memenuhi kota riyadh di siang yg kesekian ini,
panas yang bercampur angin berdebu tidak menghalangi penghuni seisi kota untuk memenuhi panggilan tuhan itu, Tak ada satupun gedung gedung perkantoran atau mall mall yg berani buka saat adzan dan waktu waktu shalat berlangsung disini, mereka menutup rapat rapat semua fasilitas marketing dan membiarkan pelanggan mengantri dengan sisa sisa kesabaran yg mereka miliki sampai shalat selesai. Terlihat dari sudut sudut kota mengalir langkah langkah mujahid menuju masjid masjid akbar yang sengaja diciptakan dengan penuh estetika oleh sang raja yg kaya raya...
Ditengah sempitnya waktu aku menyempatkan diri untuk ikut bergabung memenuhi salah satu panggilan agung ini, mobil yg membawaku melesat menuju salah satu mesjid tepat di samping al faisal university berdiri,
lima menit kemudian aku sudah memasuki gerbang mesjid yg selalu menggetarkan sudut sudut mataku, entah mengapa... begitu sejuk kurasakan ketika jiwaku memasuki masjid masjied disini, kekuatan salat berjamaah begitu menyentuh titik didih semangatku. Dadaku seakan bergejolak ketika imam yg bertubuh kekar dan berjenggot lebat itu naik mimbar dan berteriak, Allloooooohuakbar.....
Seisi mesjid menundukan wajahnya mendengarkan fatwa imam yg mengalir dan meresap ke seisi jiwa jiwa yg haus akan ilmu..
Baju shalat mereka memang berbeda, kulihat banyak muslim pakistan, mesir, libanon, jordan, syiria, india, bangladesh, srilangka, arabia bahkan beberapa dari pilipina dan indonesia... tapi mereka sama disini, tidak ada perdebatan tentang shalat yang pakai qunut atau tanpa basmalah, atau perdebatan tentang madhab yg tidak berujung... ketika wajah mereka menghadap Alloh dan sama sama mengharap ridho dan ampunanya. Semua menunduk dan mengamini...

Pemandangan indah ini tak bosan ku perhatikan, mesjid besar dengan dekorasi cristal dan marmer yg meliputi dinding dan lantai masjid, atau tiang tiang tinggi kokoh yg melambangkan bahwa islam masih berdiri tegar meski badai fitnah yg yang menampar logika ini kian mengerikan. air mataku tak terasa menetas lagi... meresap kesela sela bulu bulu keimananku yg setiap saat tergoyah bisikan bisikan ragu dan dan kemunafikan, dadaku tak berhenti berdebar debar hingga sang imam selesai khotbah dan muazin mulai Iqamat..

Imam turun dari mimbar yg tingginya kira kira kurang dari 2 meter itu, sesampainya di tempat ia berdiri meminpin shalat ia membalikan wajah dan tubuhnya ke arah ma'mum yg berlomba lomba menuju shaf terdepan...
matanya yg tajam menatap seluruh jemaah laksana Al Ghifari saat menyemangati pasukan berkudanya di medan perang yg ia pinpin,..
sang imam memerintahkan seluruh jemaah untuk meluruskan shafnya dengan bahasa arab yg faseh dan sedikit tidak kumengerti. semua jamaah patuh dan mengerti tentang keutamaan yg diperintahkan imam. memang orang orang disini sepertinya sangat mengutamakan keutuhan shaf dalam sholat ketimbang membicarakan fiqih fiqih rumit tentang batalnya shalat atau tentang misteri usholi yg di indonesia masih jadi topik hangat. Setelah itu imampun berbalik menghadap kiblat yg berada persis di kota sebrang riyadh, beliau mengangkat 2 tangannya seraya takbir memulai shalat..

Terdengar lagi suara takbir yg terasa menyentuh jiwaku, diiringin dentuman takbir para jemaah seperti ribuan nyanyian yang menyuarakan kesedihan untuk palestina dan do'a untuk para mujahidin yg sedang memacu kudanya untuk menyelesaikan misinya di timur tengah dan dunia Alloh yang sedang digenggam zionis yahudi ini...

Setelah alfatihah yang menggebu gebu selesai kembali jema'ah mengucapkan amiin, serentak dan ikhlas seakan mengutuk kedzoliman kedzoliman penguasa arab yang sekarang seperti dipegang keturunan abujahal.
Kemudian attaubah ayat 1 sampai 22 terlantun dari mulut imam yg suci kembali membakar semangat jemaah yg menghadapkan wajahnya ke arah kota suci makkah...

Aku terhanyut dalam ayat ayat yg menyeru peperangan itu, seandainya imam turun dari mimbar dan raja arab saudi menyediakan satu pesawat saja untuk berangkat membebaskan muslimah muslimah dan para mujahidin mujahidin yang terpenjara di irak atau palestina, pati langkah kakiku tak ragu untuk merelakan semua yg aku perjuangkan disini...

Tetapi sang imam kemudian rukuk dan sujud melanjutkan shalatnya, dan jemaahpun bersujud... membenamkan wajahnya ke karpet karpet yang empuk didalam masjid itu. Akupun bersujud dengan sepenuh hati dan jiwa ragaku, merendahkan segala kesombongan yg terus menghiasi hari hari yg tak terasa.
Jiwaku terbang lagi mengingat ketika Sultan Alib Arsalan bersujud melumurkan wajahnya dan meminta pertolongan kepada alloh untuk memberikan kemenangan kepada pasukannya yang ia pinpin untuk mengalahkan pasukan Romawi yg dipinpin Armaniyus... disana Alloh sekali lagi menunjukan kekuatanya kepada 12.000 pasukannya yang berhadapan dengan jutaan pasukan gabungan romawi waktu itu...
Aku teringat kepada pejuang pejuang al Qaeda yang dengan gigihnya mempertaruhkan jiwa dan nyawa pemberaninya untuk mengusir pasukan crushader amerika dari iraq setelah pasukan rezim sadam kalah, tidak banyak yang tahu alasan ketika tiba tiba amerika teriak teriak seperti anak kecil kehilangan ibunya meminta perjanjian perdamaian setelah panglima panglimanya menyerukan berita menyedihkan atas tentara tentara salibnya yng terrus berkurang dan dipenggal sama pedang pedang mujahid yang bengis kepada kafir....
Aku menangis sedih dan lemah karena imanku tak sanggup menuju kesana, kemunafikan masih menggumpal didadaku untuk memenuhi panggilan pangilan jihad mereka, kemunafikan yang bersarang didadaku masih terlalu tebal untuk kuruntuhkan hingga tubuhku masih utuh dan bersenang senang di negara yang berdampingan dengan medan jihad ini.
Mungkinkah tubuhku ini akan hancur sia sia dengan bomb bomb yg sedang mereka rencanakan, tanpa sedikitpun niat jihad didadaku. Atau mungkin aku sedang berada dalam maksiat waktu itu?
Tuhan, tolong...
Jangan biarkan aku mati sia sia tanpa jalan syuhada, Biarkan darahku mengalir dan membasahi tanah tanah suci islam yang mereka rebut. Izinkan tetes darahku ikut menjadi saksi atas islam yang tidak berdaya ini tuhan...

Amiiin.... Terdengar kembali dentaman jemaah mengamini al fatehah kedua dari imam. Dan sesaat masjid diam, tak berselang satu detik terdengar kembali lanjutan Attaubah yang menyayat nyayat hatiku...
Aku berdiri... gemetar, menunggu imam sujud kedua.
Dan waktu itupun tiba, teriakan imam memulai rukuk dan sujud... Allohuakbar...
Aku ikut sujud bersama mereka, wajahku kembali menyentuh lantai mesjid yg dihampari permadani lembut itu.
Begitu sejuk, bisa shalat bersama orang orang shaleh dari berbagai negara dalam satu jemaah. Semoga ini akan kualami nanti di kota succi makkah, bersama jemaah haji lainya. Merasakan indahnya menatap Ka'bah Baitulloh dan sholat didepannya.
Amiin.
Saat adzan menggema, semua gedung gedung pemerintah, perkantoran, mall mall sampai toko toko kecil Tutup selama shalat berlangsung.


Deretan kata ini adalah irama yg mengalir dari hatiku untuk kalian, sahabatku di indonesia. Juga undangan kepada kalian, Para pemuda yg masih memiliki Luang waktu, sempatkanlah berkunjung ke kota Ini. Insha Alloh tidak ada Penyesalan Di Kota ini.
Nuruddin, Riyadh, Jum'ah 10 Rabiul Akhir 1431 Hijriah, March 25 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar